Rencananya, gw mo nulis blog ini di kelas, pas lagi nganggur pas pelajaran ini.. Tapi, apa daya, males…. Dikasih tugas juga akhirnya…

Eniwei, jarang banget lho sepertinya ada pelajaran yang namanya tata buku di SMP-SMP…. Kalaupun ada, kemungkinan namanya bukan tata buku, tapi Jasa dan Perniagaan… Tapi, itu hanya stau gw lho…

Tata Buku itu mirip banget dengan akuntansi. Jangan salah, yang dipelajari bukan cara menyusun buku di rak buku, tapi cara untuk melakukan pembukuan… Misalnya pembukuan hasil penjualan, hart, modal, utang, dll…

Waktu gw kelas 1, yang gw pelajarin itu mulai dari pembukuan secara teori… Makin lama, semakin banyak praktek, dan makin sedikit teori… Praktek pertama kali itu lebih ke bentuk pembukuan paling dasar, mendata pengeluaran sendiri dengan tabel yang masih “amatiran”. Terus, dilanjutkan dengan membuat anggaran, buku kas, dll. Buku kas masih yang palin awal dan masih tata buku kameral. Oya, gw lupa nyebutin, tata buku dibagi menjadi 2, yaitu tata buku kameral dan komersial. Untuk yang kameral untuk lembaga non-profit, sementara lembaga profit menggunakan tata buku jenis kedua, yaitu tata buku komersial. Selain itu, kami juga diajarin bikin faktur, kuitansi, nota, dll. Pas kelas 2, gw diajarin tata buku komersial tunggal, yang digunakan untuk perusahaan skala kecil. Gw diajarin bikin daftar inventaris, neraca, buku kas, buku bank, buku kreditur, buku debitur, dll… Pas kelas 3, ada mundur sebentar, mempelajari buku gudang jenis scontro dan staffel, sama daftar persediaan barang. Trus, dilanjutin ke tata buku komersial berpasangan, yang digunakan perusahaan besar…. Sekarang, gw udah nyampe buku jurnal….

Setelah 2 tahun lebih belajar tata buku, gw ngga pernah merasa klo tata buku itu sulit. Trik gw tiap kali masukin angka dalam tabel itu adalah gw masukin angka mentahnya dulu, abis udah masuk, baru dihitung per satuan, baru dihitung totalnya. Trus, gw juga menganalogikan data yang harus dimasukkan dengan jenis tabelnya. Misalnya, kalau dalam tata buku tunggal, ada buku harian yang bernama buku debitur. Di situ mencatat transaksi yang terjadi dengan piutang, atau apa yang orang harus bayar kepada kita. Seperti buku harian dalam tata buku tunggal biasanya, setiap kali buka baru, ada saldo awal yang diambil dari neraca. Pada buku debitur, saldo awal merupakan jumlah hutang orang lain kepada kita. Maka, kalau orang itu mengurangi hutangnya, jumlah yang digunakan untuk mengurangi hutangnya itu ditulis di lajur kredit. Artinya, hutang orang berkurang. Sementara itu, kalau orang itu menambah hutangnya, maka harus ditulis di lajur debet. Artinya, hutang orang itu bertambah. Bisa dibilang bukan analogi sih… Mungkin analogi bukan kata yang benar… Tapi, gw ngga tau harus pakai kata apa….

Eniwei lagi, gw cukup senang di SMP recis ada pelajaran tata buku. Enak koq pelajarannya… Bisa nyantai… hehehe…..

Mungkin pelajaran ini dirasa oleh sebagian besar orang ngga berguna.. Tapi, sebenarnya berguna juga lho.. Supaya pemasukan dan pengeluaran bisa terkontrol… Trus, benar-benar sistematis, sehingga gampang masukinnya… Lebih gampang pake komputer sih masukin datanya… Hehehehe…..

Klo ada pertanyaan, tulis comment aja…